Oleh: sangprofesor | Juli 18, 2017

Hati Tanpa Jelaga (2)

 

“Di hari itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

(Asy-Syuara : 88-89)

Oleh: sangprofesor | November 9, 2016

Strike Fault

ruang-kuliah

Dosen yang terkenal liberal itu mulai berceramah. Namun, ia tidak langsung masuk ke mata kuliahnya. Ia justru berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Quran, marah.

Padahal, menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Quran yang sebenarnya ada di lauhul lahfudz. Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.

“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay, menurut saya. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Quran, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Quran. Al Quran aslinya ada di lauhul mahfuzh,” kata dosen itu. “Saya pikir para mahasiswa harus dicerdaskan soal ini.”
Baca Selengkapnya..

Oleh: sangprofesor | Maret 14, 2016

Percakapan Kecil

flight
Seorang Ateis duduk di sebelah seorang gadis kecil di Pesawat terbang, dia berpaling padanya dan berkata,

“Apakah Anda bersedia mengobrol dengan saya? Penerbangan akan terasa lebih cepat jika Anda memulai percakapan dengan sesama penumpang.”

Gadis kecil yang baru saja mulai membaca bukunya, menjawab pada orang asing itu, Baca Selengkapnya..

Oleh: sangprofesor | Desember 21, 2015

Hati Tanpa Jelaga

bening hati

Hati bening seorang alim penaka gelas kristal yang bening dan bersih, akan memancarkan cahaya ilmunya. Sementara ada orang yang detik demi detik tutur kata, karya, dan kehadirannya menjerumuskanmu ke jurang sengsara.

Sulit untuk mendapatkan hati yang bening dan amal yang ikhlas tanpa kejujuran. Kejujuran yang sering diartikan dengan sekedar bicara benar, ternyata lebih dari itu. Ia adalah kejujuran terhadap Al Khaliq. Ia adalah kejujuran terhadap bisikan hati nurani. Pada akhirnya bukti kebenaran itu akan nampak dalam sikap kejujuran mereka kepada Allah atas semua janji yang mereka buat.

“Sedikitpun tidak mengubah pendirian mereka,
apakah mereka itu Gugur terlebih dulu atau menunggu.”

(QS.33:23)

***

maroji: Rahmat Abdullah dalam buku Untukmu Kader Dakwah
pic taken from here

Oleh: sangprofesor | Maret 24, 2015

Seonggok Kemanusiaan Terkapar

mujahidah

“Seonggok kemanusiaan terkapar,
siapa yang mengaku bertanggung jawab?
Bila semua pihak menghindar,
biarlah saya yang menanggungnya,
semua atau sebagiannya….”

(Ust. Rahmat Abdullah)

***

*) pic taken from here

watering_seed

إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة

“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah.
Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.”

— Hasan Al Bashri —

***

*source: Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224
*pic taken from here

Oleh: sangprofesor | Juli 4, 2014

Senyuman Langit

sahara

Inilah kota berjuluk sepotong Syam yang jatuh di Hijjaz; ialah Thaif, di tahun kesebelas kenabian.

Sungguh penduduk kota ini sama sekali tak sesejuk cuaca negerinya, bahkan mereka lebih garang dari angin gurun Tihamah. Inilah Sang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah ditolak oleh tiga bersaudara putra ‘Amr Ats Tsaqafi, pemimpin Thaif, tetap berupaya menyampaikan risalahnya.

Maka orang-orang yang takut kedatangan Muhammad merusak niaga mereka dengan Makkah ini makin murka atas seruan Sang Rasul. Mereka berkerumun, mencerca dan meneriakinya. Dari dua barisan mereka mengejar dan melemparinya dengan batu. Tubuh Nabi itu lebam. Kakinya luka.  Darah meleleh membasahi terompahnya. Zaid ibn Haritsah yang membentengi dengan tubuhnya, entah berapa rajaman yang tertoreh di kepala dan badannya.

Baca Selengkapnya..

Oleh: sangprofesor | Juli 4, 2014

Riyadhush Shalihin – Bab 1 (bagian kedua)

7. Dari Abu Hurairah, yaitu Abdur Rahman bin Shakhr r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:  Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian.” (Riwayat Muslim)

8. Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy’ari r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan – ada yang artinya kebencian – ada pula yang berperang dengan tujuan pameran – menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah? Rasulullah s.a.w. menjawab: “Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah – Agama Islam – itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah.” (Muttafaq ‘alaih)

Keterangan:

Hadis di atas dengan jelas menerangkan semua amal perbuatan itu hanya dapat dinilai baik, jika baik pula niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya. Selain itu dijelaskan pula bahwa keutamaan yang nyata bagi orang-orang yang berjihad melawan musuh di medan perang itu semata-mata dikhususkan untuk mereka yang berjihad fisabilillah, yakni tiada maksud lain kecuali untuk meluhurkan kalimat Allah, yaitu Agama Islam.

9. Dari Abu Bakrah, yakni Nufai’ bin Haris as-Tsaqafi r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa masing-masing pedangnya – dengan maksud ingin berbunuh-bunuhan – maka yang membunuh dan yang terbunuh itu semua masuk di dalam neraka.” Saya bertanya: “Ini yang membunuh – patut masuk neraka -tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh – yakni mengapa ia masuk neraka pula?” Rasulullah s.a.w. menjawab: “Kerana sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin sekali hendak membunuh kawannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Baca Selengkapnya..

Oleh: sangprofesor | Juni 30, 2014

Riyadhush Shalihin – Bab 1

Bab 1
باب الإخلاص وإحضارالنية
فى جميع الأعمال والاقوال البارزة والخفية
Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan,
Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar

Allah Ta’ala berfirman:

وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة، ويؤتوا الزكاة، وذلك
دين القيمة
“Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan
tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri turus dan menegakkan shalat serta
menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar.” (al-Bayyinah: 5)

Allah Ta’ala berfirman pula:

لن ينال الله لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى منكم
“Samasekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang kurban
itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dan engkau sekalian.” 1 (al-Haj: 37)

Allah Ta’ala berfirman pula:

قل إن تخفوا ما في صدوركم أو تبدوه يعلمه الله
“Katakanlah – wahai Muhammad 2,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di
dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah.” (ali-lmran: 29)

Baca Selengkapnya..

1 ramadhan

Dini hari 1 Ramadhan. Ia lebih memilih bangun dari lelap tidurnya, lebih memilih mandi dan menyucikan diri, lebih memilih menggelar sajadah merahnya, lebih memilih mengkhatamkan 1 juz al quran dalam qiyamul lailnya, lebih memilih tuma’ninah dalam sujud rukuknya, lebih memilih tertunduk menangis menafakuri dosa-dosa, lalu dalam harap cemasnya ia berdoa; memohon ampunan kepadaNya, Sang Pencipta dirinya, Sang Pencipta semesta raya.

Tak kita dengar isi doa itu. Namun lamat kita dengar nasihat dalam diam. “Hati akan hidup jika dimasuki cahaya keimanan. Tapi cahaya itu akan cepat padam jika tidak dipelihara.”

Memori kita pun dihampiri sabda baginda nabi yang mulia, 

“Demi Allah, aku berisighfar dan bertobat lebih dari 70 kali dalam sehari.”

***

*)sumber inspirasi disini
**)gambar dari sini

Older Posts »

Kategori